Senin, 19 September 2011

CERITA ULUN DI SUNGAI BARITO

Ulun hendak cerita sama Ikam... cerita tentang perjalanan Ulun ikut Kapal Hatiga menyusur S. Barito.

Awalnya perjalanan ini ketika Ulun menerima telepon dari leader ekspedisi kapal ini, beliau adalah P. Dery. di telepon dia mengatakan untuk siap-siap secara mental dan fisik karena perjalanan kali ini akan berat secara medan... secara kita hidup dan beraktivitas didalam kapal dan terapung-apung diatas air Sungai Barito.

hari sabtu tanggal 17 Oktober 2009 seperti yang telah dijanjikan dalam lauhmahfud... Ulun berangkat ke Banjarmasin dengan pesawat dari jogja, so Ulun harus naek Prameks dulu dari solo ke Jogja... dalam pikiran nggak apa-apalah itung-itung mensukseskan program pemerintah tentang moda transportasi yang harus digalakan. jika dihitung sistem transportasi yang saya gunakan adalah: Kiss and ride: (ciuman dulu baru berangkat.. hmmm nama yang vulgar) tapi yang dimaksud adalah pergi diantar kendaraan pribadi lalu naek kendaraan umum, kemudian saya menggunakan sistem transportasi comuter yaitu dengan prameks, turun dari prameks terus menggunakan pesawat menyebrang ke Banjarmasin. turun dari pesawat naek taksi... sehingga sampailah di Balai Rawa. di balai tim yang akan berangkat sudah berkumpul... tim ini terdiri dari leader: Dery, geodetic younger engineer: Yudi, dan Sikasep ini... sementara kawan satu lagi dari Balai HGK: Adit baru akan menyususl keesokan harinya.


segera setelah dibikinan teh panas... kita mengecek peralatan survey yang dibawa yaitu GPS Stratus Sokkia type geodetic yang diklaim bisa presisi sampai mili... selesai ngeset kita meluncur dengan hardtop menuju Pasar Banjar raya tempat kapal Hatiga berlabuh...
KAPAL HATIGA DIATAS PERAIRAN BARITO

dari sini aroma Banjarmasin sebagai kota seribu sungai mulai terasa. idiom "living together with water" bukan hanya konsumsi peneliti yang butuh tulisan. Tapi disini air adalah bagian dari diri mereka sendiri. jika kita perlu kajian tentang pada elevasi berapakah muka air tertinggi pada badan sungai, mereka sudah bisa membangun rumah diatas sungai dengan elevasi yang tidak terkena banjir pada zaman sebelum orang ramai bilang global climate change dan hutan masih belum gundul.
suasana puitis transportasi sungaigabungan tranportasi sungai dan darat

Banjarmasin sebagai kota seribu sungai adalah riwayat dimulai dengan dibangunnya kasultanan banjarmasin abad 16 di sekitar muara sungai Kuin dan Alalak. Selain sungai alami juga terdapat kanal-kanal buatan yang dibuat warga Banjar. Keahlian ini sebagai keahliaian turun-temurun yang berarti bukan termasuk penyakit epilepsi ya :0 karena epilepsi bukan penyakit turunan dan bukan penyakit menular. mengutif tulisan Bambang Subiyakto bahwa: "Oorang Banjar mengenal sedikitnya tiga macam kanal.
Pertama, yang disebut anjir yaitu semacam saluran primer menghubungkan antara dua sungai. Anjir bersifat untuk kepentingan umum dengan titik berat fungsiya untuk sistem pertanian dan transportasi.
Kedua, disebut handil, semacam saluran yang muaranya di sungai atau anjir. Handil dibuat untuk menyalurkan air ke daerah daratan, lahan pertanian. Ukurannya lebih kecil dari anjir dan lebih bersifat milik kelompok.
Ketiga, disebut saka merupakan saluran tersier untuk menyalurkan air yang biasanya diambil dari handil. Saluran ini berukuran lebih kecil dari handil dan bersifat pribadi, milik keluarga. Anjir, handil dan saka mempunyai fungsi utamanya sebagai irigasi pertanian dalam arti luas dan prasarana transportasi. udah ah serius banget...

Tiba dikapal hari sudah sore, kemudian menikmati suasana yang bila saya lukiskan dengan kata-kata hanya akan merusak suasan puitis-nya. malam hari kami berkumpul dan berdiskusi rencana survey. dari penjelasan leader ekspedisi ini ditujukan untuk mencari data hidrometri dan hidraulik sungai sehingga kita punya data dasar untuk kajian dan penelitian selanjutnya. rencana ekspedisi terlihat pada gambar berikut:


sumber: bahan presentasi Dery I

disetiap pos kita akan mengamati kecepatan, pengambilan sampel air untuk uji kualitas air, juga sampel sedimen dan mengikat pos-pos yang telah direncanakan. untuk pengamatan kecepatan kami sudah punya tenaga terlatih yang telah melakukan pengambilan data pada trip pertama. sementara untuk mengikat antar pos supaya satu jaringan kami melakukan pengamatan dengan GPS type geodetic. rencana survey dibuat oleh yudi dengan metoda jaring:
skema pengambilan baseline

Malam hari kira-kira jam sembilan, kapal mulai bergerak ke pos pertama di daerah Tabunganen. malam hari kami jadikan sebagai ajang adaptasi... ya adaptasi dengan udara yang begitu panas!!! pagi hari sebelum survey kami berkumpul untuk bediskusi dengan Expedition leader, nggak perlu waktu lama kita pun pergi ke pos masing-masing pengukuran. untuk pengukuran current meter tiap pos dibagi 3 titik. 1 tempat di kapal hatiga dua lainnya di kapal klotok.
current meter
sementara diair melakukan penagambilan data didarat juga melakukan survey untuk mengikat pos-pos yang dibuat.
hujan...Adit n mang Oleh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar