Selasa, 29 Mei 2012

PANTAI INDRAYANTI PADA SUATU KETIKA

Pada suatu perbincangan disore hari dengan Penasehat Utama, beliau menolak rencana kegiatan kami untuk pergi ke Magelang dalam rangka melakukan Rafting. setelah penolakan itu akhirnya kami mengamalkan sila ke 4 dari Pancasila, "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusayaratan/perwakilan" dalam permusyawaratan yang kami gelar diruangan yang menjadi saksi keseharian kami, akhirnya kami bermufakat: akhir minggu pada akhir bulan mei 2012 pada mangsa sadha harus pergi atau tidak akan terjadi sama sekali.
Tugas segera disusun, seksi acara dan tempat Ria dan Aisyah, penanggung jawab kendaraan Iwan, sementara konsumsi ada ditangan Intan, Hiburan jatuh di tangan Galih. dari seksi acara kita memutuskan untuk menziarahi pantai dan pantai yang dipilih adalah.... (musik mulai mengalun dari speaker) INDRAYANTI, pantai di Gunung kidul yang baru 3 tahun ini berkembang. Malam H-1, masing masing udah mulai disibukan oleh persiapan untuk perjalanan pagi sabtu. jam 8.30 mulai berkumpul dan datang satu persatu. dengan dua buah mobil kita beriringan melaju menggilas aspal yang hitam menuju pasir putih yang hangat. jam 2 kita mulai masuk jajaran pantai laut selatan yang eksotis sekaligus mistis, pantai Baron, kukup, sepanjang, Drini, sundak kita lewati saja karena tujuan kita adalah jreng jreng jreng INDRAYANTI. jam 2.30 kita tiba di pantai yang diidamkan, ramai sekali pantainya tapi bersihnya dan scene yang aduhai tidak bisa digambarkan kata-kata karena yang bisa menggambarkan adalah gambar atau lukisan jadi mari lihatlah foto berikut.
Pantai Indrayanti tidak lah besar, tetapi lihatlah pasir putihnya yang menghampar, airnya yang jernih dan asin, rumput laut diatas karang-karang, ikan-ikan yang terperangkap didalam cekungan batu karang yang dangkal, batu karang disebelah barat yang berdiri gagah perkasa dan pantainya yang bersih, lautnya yang biru, langitnya yang luas dan megah, matahari nya yang hangat, sepoi anginnya yang membelai mesra, dan deru ombaknya yang meraung raung tapi terasa syahdu. semuanya ada di Indrayanti kami tidak menyianyiakan lagi menikmati sebagian surga yang telah diturunkan di Gunungkidul ini, anak anak kami menyusuri pantai bermain pasir dan air, ibu bapaknya mengikuti menjaga dengan seksama sambil sesekali mereka saling bercanda, dan terimakasih untuk Iis dan riota yang dengan ceria turut menjaga anak-anak. sementara pasangan yang masih hangat hangatnya -Galih dan Rina- asyik saling bercanda dan menikmati suasana pantai. yang melajang bercanda sambil berfoto mungkin untuk penyaluran bakat terpendam mereka yang berupa bakat NARSIS. Pada daerah karang yang banyak rumput lautnya ternyata banyak ikan yang terperangkap disana. maka dimulailah perburuan ikan, dan yang paling semangat adalah bapaknya Abimanyu.
Lalu matahari pun tergelincir di langit sebelah barat, yang memberikan gradasi warna alam semakin cantik menggila, untuk menikmati momen ini saya memanjat batu karang yang menjulang sekitar 4 meter, dan subhanalloh pemandangannya seperti dilaut ketika sunset ;) disebelah timur langit didominasi warna biru dan putih sementara di sebelah barat warna langit didominasi warna orange, dan ombak masih saja kejar mengejar bergemuruh meraksuk dalam pendengaran.
sebelum malam menyapa kita menikmati air laut dengan berendam dan basah basahan, lihat foto dibawah.
yang asyik dari pantai Indrayanti adalah penginapan nya yang tepat berada di bibir pantai. ada rumah panggung yang ada dibawah bukit, ada rumah 2 tingkat, dan ada rumah dengan atap rumbia mirip rumah rumah papua. dan kami menghabiskan malam di tempat ini.
Malam Beranjak dan gelap pun turun. siang yang diselimuti terang berubah didekap gelap dan ini saatnya makan malam. dan tentu saja laut tanpa seafood seperti sambal tanpa cabe. maka dengan kesadaran yang pasti kami memesan cumi, udang, dan calamary bakar ditambah Kelapa muda yang berwarna hijau. disertai dengan angin dan gemuruh ombak, dihiasi bintang di langit selatan, dan bulan sabit yang bersinar hangat, satu persatu makanan dilahap sampai tuntas. harusnya malam itu menjadi malam yang panjang tapi ternyata manusia seperti kita hanya bisa merencana dan alloh yang menentukan. Hari minggu pagi kami harus masuk kantor untuk melembur. MAKA SEJELEK-JELEK LIBURAN ADALAH LIBURAN YANG HARUS DIPERSINGKAT UNTUK MELEMBUR DIKANTOR. Tapi tidak apa-apa, karena kita adalah pejuang yang akan membereskan segala sesuatu. berikut foto-foto narsis yang layak dilihat.










1 komentar: