Jumat, 22 Juni 2012

CERITA MELEPAS CALON HAJI

Cerita ini adalah cerita beberapa bulan lalu tentang mengantarkan kakak berangkat menuju mekah al mukarramah dan ke madinah al munawarrah guna melengkapi rukun islam yang lima. Setelah syahadat, shalat, zakat, puasa dan malam tadi giliran ibadah haji segera dilaksanakan. Ibadah yang akan sangat berat karena ini adalah ibadah yang memerlukan fisik prima, dimulai dengan tawaf, sai, lempar jumrah, hingga berkumpul di padang arafah. belum lagi perjalanan yang ditempuh sangat jauh, melewati samudra hindia, negara india, pakistan, afganistan menuju arab saudi, belum lagi kondisi cuaca yang sangat panas, tentu akan membuat badan bekerja keras untuk beradaptasi. selain ritual fisik yang berat, lebih berat lagi meluruskan niat dalam melaksanakan haji, jangan sampai jatuh niat untuk sombong, pamer, riya hingga berbangga diri yang hanya akan menghanguskan makna ibadah haji.
Selesai shalat jumat, dilakukan pengajian dirumah dengan niat tasyakur bin nikmat, tapi yang lebih lagi adalah meminta doa dari para tetangga, serta bermusafahah demi meringankan kaki untuk melangkah ke Rumah-Nya. selepas ashar tamu tamu berdatangan untuk saling bersilaturahmi dan saling mendoakan tak henti-hentinya smapai waktunya keberangkatan. tetangga, teman kerja, teman ngaji, keluarga yang dekat, keluarga dari lembur, keluarga dari kidul bergantian datang. hari ini ucapan ucapan penuh syukur melingkupi suasana.
Hinggga saatnya tiba untuk berangkat, jam menunjukan jam sepuluh malam, kedua calon haji merendahkan dirinya dihadapan kedua ibu, dua orang ibu yang telah membesarkan anak anaknya, dua ibu yang telah ditinggalkan oleh suaminya masing masing. dua ibu yang waktunya dipenuhi oleh doa.untuk anak anaknya. yang entah dengan air mata apa mereka melepaskan calon haji, adakah itu tanda suka, bahagia, ataukah itu tanda was was karena anak anaknya akan pergi jauh. dengan air mata yang meleleh mereka memohon ampun, memohon berkah dan keridhaan dari ibu yang telah membesarkan mereka. 
Selesai dua ibu memberikan ridha dan doanya lalu ang adin, ajengan dari Pesantren Cibeunter yang juga merupakan teman nyantri dulu A Syamsi si calon haji, merapalkan doa doa dan mengingatkan kembali kepada calon haji untuk meniatkan kembali haji nya hanya untuk Allah, untuk memenuhi kerinduannya untuk bertemu sang kekasih, untuk menyerahkan dirinya kepada allah dan hanya allah. Lalu dengan langkah kaki kanan A Syamsi dan teh Leli meninggalkan rumah yang telah meneduhi hari hari yang panas, dan melindungi dari dinginnya malam menuju Kabah.
keluarga menyalami satu persatu, sekali lagi doa doa untuk kekuatan dan kelancaran ibadahnya diikrarkan. ketiga anaknya berurai air mata, mungkin mereka sedih. tapi ingatlah pengorbanan nabi ismail anak anakku. demi keridhaan allah beliau rela untuk disembelih ayahnya. begitupun kalian, ikhlaskan orang tuamu untuk menyempurnkan rukun, pergi menemui sang kekasih, Allah SWT. dan ringankanlah  pengorbanan mereka yang harus meninggalkan kalian sementara. supaya ibadahnya tenang, dan bisa berkumpul kembali dalam keadaan yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar