Sambil menyelesaikan sedikit transaksi kita berbincang
bincang tentang hubungan masyarakat dengan masalah air dan konservasi.
Adalah pak didin inilah seorang penggiat partisipasi masyarakat untuk
terus menjaga konservasi di das, katanya pak didin, pola pendekatan
dengan masyarakat adalah bagaimana kita bisa berbaur dengan masyarakat
dan mengenali masyarkat secara personal.
Model pendekatan yang biasanya
berhasil adalah dengan memasukan sedikit unsur filsafat, pada suatu
ketika dia berbincang dengan masyarkat tentang menanam pohon.
Penjelasan yang dia sampikan bukan bagaimana pohon itu berkontribusi
terhadap climate change, pengurangan runoff, erosi, tapi bagimana dalam
alquran menyebutkan bahwa kita tidak boleh memetik kuncup bunga, karena
dengan kuncup bunga itulah regenerasi kehidupan akan terus berjalan.
Dari bunga jadi buah, daru buah jadi biji, dari biji jadi tunas dan
muncul pohon penghasil bunga kembali. Apabila bunga aja tidak boleh
dipetik apalagi kita menebang pohon, yang didalam pohon itu banyak juga
bergantung hewan dan tumbuhan lainnya, juga jasad renik.
Disampaikan pak
didin dengan pola pendekatan seperti itu dia berhasil menanam pohon
7000 pohon dari target 2000 pohon. Selain itu disampaikan juga bahwa
menanam pohon itu sebagai amal jariyah, yang apabila diibaratkan seperti
danau yang tak pernah kering karena dialiri terus menerus, selama pohon
itu hidup pahalanya juga terus mengalir. Tidak selamanya pendekatan
agama dilakukan, karena dilapangan komunis sekalipun nyata adanya. Ada
seorang yang bilang, ah pak saya mah nggak tau agama, kata pak didin,
"sekarang mah nggak usah mikirin agama dulu, kalo mau berbuat baik mah
lakukan saja. diceritain dari hikayat suatu ketika ada pelacur yang bergelimang dosa, lalu dia
menyelamatkan seekor anjing yang hampir mati lalu allah mencap dia
sebagai ahli surga. Jadi bisa saja menanam pohon adalah jalan kita untuk mendapatkan surga, mungkin jalan kita untuk berbuat baik adalah melalui menanam pohon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar