Kamis, 11 November 2010

MAMPIR KE SINI, KITA ANGKAT CANGKIR BERSAMA

Surakarta, 11 November 2010
Kepada yang terhormat pembaca yang sedang berbahagia, mau berbahagia atau yang sedang menuju berbahagia ditempat masing-masing.
Sudah lama sekali saya tidak menuliskan kata-kata pada catatan ini. maklumlah sebagai orang yang sok sibuk saya kan harus bekerja, menulis laporan, menghadiri pertemuan, mengundang orang untuk hadir dalam pertemuan, menghadiri seminar, workshop, rapat ini-itu, diskusi ini-itu, mengspjkannya, menonton TV, membaca novel, fesbukan -baca status orang, updet status-jawab coment-dijawab orang-jawab coment lagi (kerjaan orang nggak ada kerjaan)-, menulis email lalu membalas email, lihat yutub, chating, browsing lihat-lihat berita terutama berita gossippp dan artis2 yang kayak bi"dada"ri, Ngopi, ngeteh, ngasuh anak, ngasuh ibunya anak, makan, mandi, tidur, bangun tidur, ngegoes sepeda, atau sekali-kali duduk diwedangan menikmati teh panas atau jahe panas (sampai sekarang saya bertanya-tanya "apakah tujuan hidup saya?" jawaban dari Gie "Tak satu setan pun yang tahu".

Tak terasa waktu berlari seperti Usain Bolt sang pemegang rekor sprint dunia, apa yang terjadi hari ini, besok sudah lupa dengan kejadian lain lagi... hal ini menunjukan kepadaku bahwa dunia ini benar-benar berputar! karena aku dibuat pusing. kejadian-kejadian besar didunia juga telah terjadi dengan cerita-ceritanya masing-masing. kejadian diindonesia yang mendunia adalah Bencana tsunami di Mentawai dan Erupsi gunung Merapi... semua Bencana membawa kedukaan kepada yang mengalami bencana khususnya juga dirasakan oleh sebagian rakyat Indonesia umumnya. Sudah Banyak berita tentang duka dan saya disini tak ingin menuilskannya lagi.... mengutip perkataan Keluarga Lamiyem salah satu korban merapi dalam Kompas "Gusti Allah Tahu Yang terbaik...", semoga kita semua diberi kekuatan.
Waktu yang berlarian atau saya yang terlalu banyak tarik nafas dalam upaya saya menyelesaikan tugas yang terus menyapa seperti lari estafet sambung menyambung sepeerti gerbong kereta api ekonomi yang sangat panjang, membuat saya kadang-kadang harus menyerah kalah tidak bisa menyelesaikan tugas yang dibebankan. semua kekalahan itu kadang membuat rasa amarah dan menurunkan kadar kepercayaan diri, tapi biarlah terjadi dan saya mencoba untuk tetap menjalani semuanya dan berusaha tidak menumpuk dendam.
Padi pernah mengingatkan "O... Bukankah kubisa melihat bintang/ Selalu menghiasi sang malam/ Yang berkilau bagai permata/ Menghibur yang lelah jiwanya/ Bukankah hidup ada perhentian/ tak harus kencang terus berlari/ Kuhelakan nafas panjang/ 'Tuk siap berlari kembali Berlari kembali/ Melangkahkan kaki Menuju cahaya/ Bagai bintang yang bersinar/ Menghibur yang lelah jiwanya/ Bagai bintang yang berpijar/ Menghibur yang sedih hatinya..." . kehidupan menawarkan keindahan dan kepedihannya, kemudahan dan kesukarannya dan kita dipersilakan untuk memilih sebagai makhluk yang mempunyai kehendak bebas (free will). disela-sela rasa lelah biarkan kita (aku khusunya) untuk menarik nafas panjang pada malam yang sepi, membaca buku yang ingin dibaca, mendengarkan lagu yang ingin didengar, menulis apa yang ingin disampaikan, merenungkan arti kejadian, melamunkan keindahan, meminum kopi yang diinginkan, karena ini adalah malamku, ini adalah malammu, ini adalah malamku.....
Mari kita angkat cangkir kopi kita, merasakan rasa gosongnya pembakaran, menikmati rasa pahitnya yang sedikit asam.... karena besok kita harus terus berlari lagi... lagi..lagi....
Beribu hormat, untuk kalian yang baik dan pernah baik padaku
=sikasep=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar